Selasa, 08 Mei 2012

TATA RIAS PENGANTIN JAWA - SOLO BASAHAN



 
 
 

 
 



PENGANTIN WANITA
Tata rias pengantin Solo Basahan juga mengikuti putri-putri raja di masa lalu. Kulit yang halus mulus, bersih dan kuning berkat ketekunan dan kerajinan mereka merawat kecantikan mulai dari lulur, mangir, ratus untuk rambut, mandi rempah dan minum jamu.

Paes atau riasan dahi pada wajah pengantin wanita Solo termasuk pula Solo Basahan merupakan ciri khas pengantin Jawa. Paes adalah perlambang kecantikan dan simbol membuang perbuatan buruk. Selain itu, merupakan awal si pengantin menuju kedewasaan. Paes pengantin Solo Basahan berwarna hijau dan terdiri dari 4 bentuk cengkorongan yaitu bentuk Gajahan, bentuk Pengapit, Penitis, dan Godeg. Hal lain yang membedakan Pengantin Solo Basahan dengan Pengantin Solo Putri yaitu Pengantin Solo Basahan bentuk alis yang menyerupai tanduk rusa (menjangan).

Sanggul pengantin Solo Basahan disebut Sanggul Bokor Mengkurep. Sanggul ini disebut demikian karena bentuknya menyerupai bokor yang tengkurap. Sanggul Bokor Mengkurep hanya digunakan oleh Bedaya Ketawang dan Pengantin Solo Basahan. Sanggul Bokor Mengkurep ditutup dengan rajut melati kawungan. Pengantin Solo Basahan tidak mengenakan Borokan (bunga melati yang telah ditusuk dengan lidi atau harnal dan dipasang di rambut) dan Sintingan (dua buah bunga kantil diselipkan pada rambut di sebelah kiri sanggul), seperti halnya pengantin solo Putri.

Hiasan penting di sanggul yaitu Cunduk Mentul, Semyok berbentuk garuda, Cunduk Jungkat, Centung, dan Tiba Dada Salangan/Wiji Timun. Cunduk Mentul berjumlah 9 buah dan dipasang seperti kipas menghadap ke depan. Semyok dipasang di bagian tengah sanggul.
Cunduk Jungkat berupa hiasan yang dipasang dari arah depan di atas ubun-ubun, sementara Centung dipasangkan pada pangkal pengapit sebelah kiri dan kanan. Sedangkan Tiba Dada Salangan/Wiji Timun dipasang di atas sanggul di sebelah kanan teruntai hingga dada sebelah kanan.

Sebagai pelengkap adalah Subang Brumbungan, sebuah kalung Somyok, dua buah bros dan dua buah cincin.
PENGANTIN PRIA
Tata rias wajah dan rambut pengantin pria Solo Basahan pun terinspirasi dari raja keraton Kasunanan Surakarta. Di atas kepala, pengantin pria mengenakan Kuluk Matak (semacam topi) berwarna kebiru-biruan. Sebagai pelengkap, dua buah bunga melati setengah mekar yang ditusuk dengan lidi, diselipkan pada telinga kanan dan kiri.

Teks/Pengarah Gaya: Ratri Suyani
Busana dan Aksesori: Sanggar Liza
Tata Rias Wajah & Rambut: Sanggar Liza
Foto: KebonFoto 43
Model: Wita dan Hendy (JIM Models)


sumber :
http://www.weddingku.com/traditional/makeup.asp?cat=1&id=2

TATA RIAS PENGANTIN JAWA - SOLO PUTRI



 
 
 

 
 

 
 



PENGANTIN WANITA
Dalam tata rias wajah pengantin Solo, termasuk pula pengantin Solo Putri, biasanya mengikuti putri-putri raja di masa lalu. Kulit yang halus mulus, bersih dan kuning berkat ketekunan dan kerajinan mereka merawat kecantikan mulai dari lulur, mangir, ratus untuk rambut, mandi rempah dan minum jamu.
Untuk wajah, menggunakan bedak berwarna kuning. Dalam pembuatan alis dengan pensil alis warna hitam, dibentuk Mangot (lengkungan yang indah). Bagian mata diperindah dengan bayangan mata atau eye shadow. Pada kelopak mata, bagian atas diberikan warna hijau sama-samar, sedangkan kelopak mata bawah diberi warna coklat dan makin ke atas makin tipis warnanya. Garis mata ditebalkan dengan pensil warna hitam dan menggunakan mascara untuk mempertebal, menghitamkan dan memperlentik bulu mata.
Wajah yang cantik harus terlihat cerah. Karena itu, biasanya pengantin wanita Solo menggunakan pemerah pipi dengan warna merah muda samar-samar dan lipstick berwarna cerah seperti merah.
Riasan dahi pada wajah pengantin wanita Solo adalah hal yang paling penting. Riasan di dahi atau biasa disebut paes adalah perlambang kecantikan dan symbol membuang perbuatan buruk. Selain itu, merupakan awal si pengantin menuju kedewasaan. Paes pengantin Solo Putri berwarna hitam dan terdiri dari 4 bentuk cengkorongan yaitu bentuk Gajahan, bentuk Pengapit, Penitis, dan Godeg. Sanggul pengantin Solo Putri disebut sanggul Bangun Tulak.
Sanggul ini memiliki ciri khas atau bentuk mirip kupu-kupu sehingga sering disebut Ngupu. Sanggul Bangun Tulak dahulu digunakan oleh permaisuri atau putri raja. Untuk putri yang sudah menikah, sanggul berhiaskan bunga Bangun Tulak, sedangkan yang belum menikah tidak mengenakan bunga apapun.
Tak boleh dilupakan adalah hiasan sanggul agar sanggul terlihat cantik dan indah. Ada beberapa hiasan penting penghias sanggul yaitu Cunduk Mentul, Bros Gelung (simyoki), Tanjungan, Sintingan, Cunduk Jungkat, Centung, Borokan dan Tiba Dada Bawang sebungkul. Cunduk Mentul berjumlah 7 buah dan dipasang seperti kipas menghadap ke depan. Bros Gelung atau juga disebut ceplok gelung dipasang di bagian tengah sanggul. Tanjungan berjumlah 6 buah dan dipasang di sebelah kiri dan kanan masing-masing 3 buah.
Sedangkan Sintingan terdiri dari 2 buah bunga kantil, yang dipasang dengan cara diselip pada rambut di sebelah kiri sanggul tepat di belakang telinga. Cunduk Jungkat berupa hiasan yang dipasang dari arah depan di atas ubun-ubun, sementara Centung dipasangkan pada pangkal pengapit sebelah kiri dan kanan. Borokan berupa 4 atau 5 bunga melati yang ditusuk dengan lidi dan dipasang di sebelah kiri Cunduk Jungkat. Terakhir, Tiba Dada Bawang Sebungkul adalah rangkaian bunga melati yang dipasang di atas sanggul di sebelah kanan teruntai hingga dada sebelah kanan. Sebagai pelengkap adalah subang, kalung, gelang dan cincin.
PENGANTIN PRIA
Tata rias wajah dan rambut pengantin pria terinspirasi dari raja keraton Kasunanan Surakarta. Di atas kepala, pengantin pria mengenakan Kuluk Kanigoro (semacam topi) dengan garis-garis berwarna kuning yang disebut Tarak. Perhiasan yang ada di atas Kuluk disebut Nyamat.
Pengantin pria juga mengenakan bunga yang disebut Sumping yang terbuat dari bunga melati setengah mekar dan ditusuk dengan lidi. Sumping tersebut dikenakan pengantin pria dengan cara diselipkan pada telinga kiri dan kanan.

Teks/Pengarah Gaya: Ratri Suyani
Busana dan Aksesori: Sanggar Liza
Tata Rias Wajah & Rambut: Sanggar Liza
Foto: KebonFoto 43
Model: Wita dan Hendy (JIM Models)


sumber :
http://www.weddingku.com/traditional/makeup/1/1/jawa

Rias Pengantin, Riasan Jogja Paes Ageng

Rias Pengantin, Riasan Jogja Paes Ageng
Bagaimana tahapan riasannya?
Riasan Wajah
  1. Untuk tahap persiapan, bersihkan wajah, oleskan es batu agar kulit terlihat segar dan pori-pori menutup. Kemudian oleskan serum agar kulit tampak cerah dan berkilau. Jangan lupa oleskan pelembab tipis-tipis untuk melemaskan wajah. Oleskan keduanya dengan jari dan ratakan. Selanjutnya oleskan alas bedak dengan warna setingkat lebih tinggi dari warna kulit pada wajah dan leher, kecuali area kelopak mata dan alis. Ratakan dengan spons.
  2. Oleskan shading di kedua sisi hidung agar hidung lebih ramping dan area rahang untuk mengoreksi bentuk wajah. Ratakan.
  3. Taburkan bedak tabur warna pink dengan kuas besar, dilanjutkan bedak padat warna medium beige. Lanjutkan dengan finishing face lift untuk meratakan bedak.
  4. Pasang scotch tape yang sudah ditaburi eye shadow warna emas pada kelopak mata. Fungsinya untuk memberi efek lipatan mata dan eye shadow dasar pada kelopak mata.
  5. Menjahit alis. -Dari pangkal alis, tarik garis lurus melengkung menuju sudut mata dengan pangkalnya sedikit naik. Kemudian tambahkan alis menjangan ranggah seperti tanduk rusa dengan batas ujungnya setinggi kurang lebih berjarak satu ibu jari dari batas ketinggian alis.
  6. Pulaskan eye shadow warna pink muda untuk highlight, lanjutkan dengan eye shadow warna merah bata di bawah highlight. Ratakan.
  7. Oleskan eye liner cair pda garis mata atas, tarik ke atas scotch tape, ratakan (a). Baurkan eye liner itu dengan eye shadow warna hitam dan cokelat tua (b). Kemudian tarik eye shadow cokelat tua ke atas pada ujung mata (c).
  8. Ulaskan eye liner pencil warna hitam agak tebal pada garis mata bagian bawah, kemudian dilapisi dengan eye liner warna putih, tarik ke atas di bawah garis yang dibuat dari eye shadow cokelat tua pada point 7.
  9. Pulaskan blush on warna pink rose secara merata pada tulang pipi.
  10. Buat lipliner atau garis bibir dengan lipstik warna merah menyala. Kemudian isi dengan lipstik warna aprikot.
  11. Jepit bulu mata dan pasang dengan bulu mata palsu, tekan dengan gunting khusus agar melekat sempurna.
 
Cengkorongan Paes
Cengkorongan merupakan desain riasan wajah di bagian dahi. Untuk cengkorongan pengantin Jogja Paes Ageng berbentuk lancip. Cengkorongan ini terdiri atas penunggul, penitis, pengapit dan godeg. Paesnya berwarna hitam dengan ketep sebagai ciri khas riasan Jogja Paes Ageng.
  • Penunggul terletak di tengah dahi dan berbentuk seperti daun sirih.
    Cara membuat:
    Dari ujung hidung ditarik garis bayangan sampai pertumbuhan rambut. Tepat di tengah garis itu diberi tanda titik A, letakkan tiga jari membujur di atas titik, ambil titik di samping kiri (B1) dan kanan (B2) masing-masing berjarak satu setengah jari. Tarik garis dari titik A ke B1 dan B2, bentuk melengkung dengan ujung runcing seperti daun sirih.

  • Penitis terletak di sisi kanan dan kiri penunggul.
    Cara membuat: Tarik tiga jari ke samping kiri dan kanan panunggul dan beri tanda titik B1 dan B2. Dari titik B1 dan B2 itu tarik dua setengah jari ke kanan dan kiri untuk menentukan lebar penitis. Untuk menentukan panjang penitis, tarik tengah lebar penitis ke bawah mendekati alis. Ujung penitis satu ibu jari di atas alis, kemudian tarik garis lengkung dan ujung lahcip seperti daun sirih tapi lebih kecil.

  • Pengapit berada di tengah antara penunggul dan penitis.
    Cara membuat: Ambil titik tengah-tengah titik penunggul dan penitis. Kemudian dari titik-tengah itu dibagi lagi kiri dan kanan. Untuk titik bawahnya, diambil dua jari dari alis. Tarik titik-titik tersebut menjadi berbentuk bunga kantil dengan ujung berbentuk lancip.

  • Godeg merupakan bagian terbawah dari cengkorongan ini.
    Cara membuat: buat titik berjarak dua jari dari sisi telinga, kemudian untuk ujungnya juga berjarak dua jari dari ujung telinga. Sedangkan pangkal godeg ditarik dari penitis bawah, kemudian tarik garis dari titik-titik tersebut dan bentuklah seperti ujung bunga turi. Panjang godeg sendiri lebih panjang satu jari di bawah telinga.

Sanggul
  1. Sisir semua bagian rambut ke belakang, semprot dengan hair spray agar rapi. Sisa rambut dikuncir dengan tinggi sekitar lima jari rapat dari garis rambut terbawah. Kemudian, pasang rangkaian pandan wangi yang sudah diiris tipistipis dan dimasukkan ke dalam rajut panjang ke atas kuncir. Ikat dengan kencang.
  2. Sisa rambut kunciran ditutupkan pada rangkaian irisan pandan, rapikan dengan hair net, ikat kencang agar tidak lepas dan rapikan.
  3. Tutup sanggul dengan tutup gelung yang terbuat dari rangkaian bunga melati kuncup.
  4. Pasang ketep pada sisi luar cengkorongan, tekan agar menempel sempurna.
  5. Pasang sisir pandan yanc terdiri dari irisan pandan dar melati yang dirangkai sepert bando di depan sanggul. Jepil dengan jepit rambut agar kentang.
  6. Pasang gunungan di an tara sisir pandan dan sanggul (a), kemudian isi cengkorongar dengan pidih warna hitam secara merata (b).
  7. Pasang centung S di sisi kiri dan kanan, di depan sisir pandan (a). Lanjutkan dengan memasang sumping di telinga kanan dan kiri (b).
  8. Pasang cunduk mentul sebanyak lima buah pada sanggul, bentuk hingga seperti kipas.
  9. Sematkan bunga ceplok yang terdiri dari tumpukan bunga mawar dan melati di sisi kanan dan kiri masing-masing tiga buah dan satu buah di tengah sanggul.
  10. Terakhir sematkan gajah oling atau rangkaian melati panjang pada bagian bawah sanggul. Kemudian sarungkan ke depan dada.

Busana
Busana asli Pengantin Jogja Paes Ageng ini sebenarnya berupa dodot atau kampuh lengkap dengan perhiasan khusus. Namun kali ini pengantin mengenakan busana modifikasi, dihiasi dengan kalung, gelang, giwang; bros dan cincin.


Sumber :
http://tugasmacammacam.wordpress.com/2011/02/14/3/